Peserta Gesah Punjere Banyuwangi di Rowo Bayu: Dorongan Festival “Punjere Banyuwangi”
Diskusi dihadiri berbagai macam kalangan bertujuan untuk Menghidupkan Sejarah

Keterangan Gambar : Acara Gesah Berlangsung Hangat dan Penuh Gagasan dari Peserta
Ditulis Oleh : Yusuf Sugiyono Pemerhati Wisata & Lingkungan
Hasil Gesah Punjere Banyuwangi di Rowo Bayu: Dorongan Festival “Punjere Banyuwangi” untuk Menghidupkan Sejarah
Baca Lainnya :
- Acara Gesah Punjere Banyuwangi: Menjaga Warisan Leluhur dan Memperkuat Identitas Budaya
Tanpa Agenda Resmi Pemda, Tokoh dan Pemuka Gelar Meditasi Peringati Hari Jadi Banyuwangi di Rowo Bay
Sumberbulu, Berpotensi menjadi Desa Wisata dengan Potensi Besar
Malam Tasyakuran Hari Jadi Desa Sumberbulu ke-24, Momentum Pererat Kebersamaan Warga
Ikatan Alumni Santri Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Gelar Diskusi Kontribusi Santri dalam Pembangun
Rowo Bayu, Kamis 25 Desember 2024
Diskusi bertajuk Gesah Punjere Banyuwangi yang digelar di Rowo Bayu, Banyuwangi, berhasil menghimpun berbagai gagasan dari para pemerhati sejarah, pelaku UMKM, pelaku wisata, tokoh muda, dan tokoh masyarakat. Dalam pertemuan ini, muncul dorongan kuat agar wilayah Bayu dijadikan pusat Festival “Punjere Banyuwangi.”
Ide tersebut diusulkan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah Bayu yang merupakan tonggak berdirinya Kabupaten Banyuwangi. Peristiwa heroik Perang Puputan Bayu pada 18 Desember 1771 menjadi momentum penting yang melibatkan rakyat Bayu dalam melawan kolonialisme Belanda.
Diketahui, kawasan Bayu memiliki nilai historis tinggi. Konon, wilayah Bayu mencakup beberapa desa seperti Balak, Bedewang, Parangharjo (Tegal Perangan), Gendoh, Desa Bayu sendiri, hingga sebagian Sempu dan Genteng. Di daerah ini, banyak ditemukan situs bersejarah dan peninggalan era Perang Puputan Bayu, salah satunya berada di Rowo Bayu yang diyakini sebagai petilasan Prabu Tawang Alun.
Selain itu, adat dan budaya lokal yang masih dilestarikan menjadi daya tarik tersendiri. Para peserta Gesah menilai Festival “Punjere Banyuwangi” dapat menjadi sarana untuk memperkuat identitas budaya, menarik wisatawan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat melalui pengembangan UMKM dan sektor wisata.
Rowo Bayu, yang dikelilingi keindahan alam dan sejarah, diusulkan sebagai pusat penyelenggaraan festival. Para peserta berharap pemerintah daerah dapat mendukung realisasi ide ini, sehingga nilai-nilai sejarah dan budaya Banyuwangi dapat terus dilestarikan dan dikenalkan pada generasi mendatang.
Diskusi ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku sektor terkait untuk menghidupkan kembali semangat heroik Bayu melalui Festival “Punjere Banyuwangi.”